1. HUB
Hub adalah peralatan sentral yang
berfungsi menghubungkan komputer-komputer atau peralatan-peralatan jaringan
lainnya.
Hub menerima pesan dari node
pengirim dan menjalankannya ke node tujuan. Hub identik dengan topologi star.
Hub terdiri dari beberapa port. Port ini digunakan untuk memasang konektor
RJ-45 yang sudah dipasangi kabel UTP. Dilihat dari jumlah portnya, hub terdiri
dari hub port 5, 8, 16, 24 dan 32. Salah satu port digunakan untuk hubungan
antar-hub (cascading). Port yang digunakan untuk hubungan antar-hub disebut
port uplink.
Berdasarkan
fungsinya Hub dibedakan menjadi 2 macam yakni:
- Hub
pasif merupakan hub yang berfungsi sebagai pemmisah atau pembagi jaringan,
akan tetapi tidak melakukan penguatan sinyal sehingga hub ini tidak
membutuhkan tenaga listrik tambahan.
- Hub
Aktif berfungsi sebagai penghubung jalur secara fisik dan penguat sinyal
dalam jaringan, Akan tetapi Hub aktif membutuhkan tenaga listrik tambahan
untuk bisa bekerja.
KARAKTERISTIK DAN FITUR UTAMA HUB
Hub awalnya mensupport kecepatan ethernet 10 Mbps.
Namun dewasa ini banyak hub memiliki kecepatan data 100 Mbps. Beberapa jenis
hub mendukung dua kecepatan 10 Mpbs / 100 Mbps atau dikenal dengan dengan
dual-speed hubs.
Karakteristik Hub :
–
Tergolong peralatan Layer 1 dalam OSI model (Physical layer).
–
Tidak dapat membaca paket-paket data.
–
Tidak dapat mengetahui sumber dan tujuan data.
– Hanya berperan menerima dan meneruskan data yang masuk ke semua peralatan di
jaringan termasuk yang mengirim data.
–
Dapat memperkuat sinyal elektrik data yang masuk sebelum dikirimkan ke tujuan.
Cara kerja HUB
Cara kerja alat ini adalah dengan cara mengirimkan
sinyal paket data ke seluruh port pada hub sehingga paket data tersebut
diterima oleh seluruh computer yang berhubungan dengan hub tersebut kecuali
computer yang mengirimkan.
Sinyal yang dikirimkan tersebut diulang-ulang walaupun
paket data telah diterima oleh komputer tujuan
Keuntungan menggunakan HUB
Menggunakan hub memungkinkan Anda untuk atap-drop pada
percakapan dengan penganalisa protokol jaringan, sering disebut sebagai
“sniffer
Kekurangan menggunakan HUB
Karena mereka mengulang semua lalu lintas yang mereka
terima pada semua port tiap terhubung terpasang NIC akan memiliki waktu yang
lebih sulit mendapatkan dengan lalu lintas ke jaringan
2. SWITCH
Switch adalah peralatan sentral yang juga berfungsi
menghubungkan komputer-komputer atau peralatan-peralatan jaringan lainnya.
Switch identik dengan hub, tetapi switch lebih “cerdas” dan memiliki performa
tinggi dibanding hub.
KARAKTERISTIK DAN FITUR UTAMA SWITCH
Switch utamanya disajikan untuk ethernet. Memiliki
konfigurasi port yang beragam dari 5 port hingga puluhan port. Juga mendukung
kecepatan 10 Mbps, 100 Mbps atau keduanya (dual speed).
Karakterisktik Switch :
–
Tergolong peralatan Layer 2 dalam OSI Model (Data Link Layer)
–
Dapat menginspeksi data yang diterima
–
Dapat menentukan sumber dan tujuan data
–
Dapat mengirim data ke tujuan dengan tepat sehingga akan menghemat bandwith.
–
Dapat menangani lebih dari dua port dan lebih dari dua komunikasi data dalam
waktu bersamaan.
Jenis switch
Switch adalah perangkat yang
menghubungkan segmen jaringan. dimana Switch Ethernet dapat digolongkan menjadi
2 yaitu Switch Manage dan Switch Unmanage. Secara umum fungsi kedua jenis
switch sama yaitu sebagai media penghubung dalam jaringan yang sama, memperbesar
skala jaringan (dengan mudah bisa digunakan untuk menabah PC dalam jaringan
yang sama).
a.
Switch UnManage (Non Manageble Switch)
Unmanaged switch adalah switch
yang tidak dapat di-manage, maksudnya adalah switch tersebut pada saat kita
membelinya, hanya bisa kita nyalakan dan tancap semua kabel UTP ke switch
tersebut, dan sudah berfungsi dengan baik. Unmanaged switch biasanya dipilih
oleh pengguna-pengguna yang memang tidak ingin ‘dipusingkan’ oleh konfigurasi
peralatan jaringan, karena sekedar plug-and-play. Selain mudah dipasang, tentu
saja karena tidak adanya modul management di dalam switch, harga dari switch
tersebut akan lebih rendah dibandingkan switch yang managed. Namun, apabila
terjadi masalah dengan jaringan kita, kita tidak akan bisa melakukan
troubleshooting dengan mudah, karena memang switch nya tidak bisa diapa-apakan
beberapa trouble shooting jaringan yang sering terjadi dalam pemakaian switch
unmanage diantaranya IP Address Conflict, Ethernet Tidak bisa connect, dan
virus jaringan
b.
Switch Manage (Manageble Switch)
Arti dari manageable di sini
adalah bahwa switch dapat kita konfigurasi sesuai dengan kebutuhan network kita
agar lebih efesien dan maksimal sehingga bisa di atur untuk kebutuhan jaringan
tertentu, ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara switch
manageable dengan switch non manageable.perbedaan tersebut dominan bisa di
lihat dari kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh switch manageable itu
sendiri. kelebihan switch manageable adalah:
• Mendukung penyempitan broadcast jaringan dengan
VLAN
• Pengaturan access user dengan access list
• Membuat keamanan network lebih terjamin
• Bisa melakukan pengaturan port yang ada.
• Mudah memonitoring trafick maintenance network
karena dapat diakses tanpa harus berada di dekat switch.
Manageble Switch
dan Non Manageble Switch memiliki perbedaan antara lain dalam hal :
1. Instan / Simple, Switch Unmanage simpel dan mudah
digunakan (langsung pakai) pada switch Manage belum tentu bisa langsung
digunakan (perlu dilihat Konfiguasi yang ada didalamnya).
2. IP Address, Umumnya switch manage mempunyai
Alamat IP dan switch unmanage tidak ada.
3. Harga, Switch Unmanage umumnya lebih murah dari
Switch Manage
4. VLAN Support, pada switch Unmanage (biasa) semua
Port berada dalam jaringan yang sama, koneksi yang ada di sebuat port akan
langsung disebar kesemua Port yang ada. Sementara pada Switch Manage, tidak
semua Port saling terhubung karena tergantung konfigurasi VLAN yang sudah
dilakukan.
5. Configurable, (Dapat tidaknya di konfigursi). switch
Unmanage umunya langsung dipakai, tidak bisa di konfigurasi (plug and play),
Switch Manage bisa di konfigurasi umumnya melalui : Port Serial (com), Web,
Telnet, dll.
6. Fungsionalitas, pada switch unnamage hubungan
swicth ke switch tidak merubah topologi jaringan yang ada, semua PC akan tetap
berada dalam jaringan (network) yang sama. Pada Switch Manage hubungan switch
ke Switch bisa menghubungkan banyak Network yang berbeda (VLAN) antara kedua
Switch yg ada.
7. Standar VLAN (IEEE 802.1Q, VLAN tagging) pada
Swicth Manage Support ke berbagai perangkat, seperti Router. Sehingga
Konfigurasi VLAN di Switch Manage bisa dibaca di perangkat lain yang support
VLAN. Pada Switch unmanage hal ini tidak bisa dilakukan
Hub vs Switch, kalau pada
Hub sharing bandwith misalnya hub 8 port dengan speed 100mbps berarti tiap
client akan dapat bandwith sebesar 100mbps/8 dgn catatan ke 8 port tersebut
aktif, kalo pd switch dedicated bandwith setiap cleint mendapat bandwith
maksimum 100mbps pd tiap client.
Switch manageable, bisa set IP, bisa ubah/set
bandwith secara manual di setiap client melalui konfigurasi switch console,
bisa atur lalu lintas client yg melewati switch misalnya gak bisa akses site
ini, itu dsb.. tanpa perlu software winproxy, harganya mahal.
Switch unmanage, kebalikannya.
Pd dasarnya dgn dua switch yg terhubung melalui up
link port adl mubazir, lebih baik pakai satu switch aja yg langsung 24port, gak
boros tempat.
Cara kerja switch
- Switch mengirimkan data mengikuti MAC address
yang terdapat pada NIC sehingga switch mengetahui alamat tujuanya
- Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu
port pada switch, maka pengiriman paket data tersebut tidak akan terlihat
dan tidak terkirim ke setiap port lainnya sehingga masing-masing port
mempunyai bandwidth yang penuh. Hal ini menyebabkan kecepatan
pentransferan data lebih terjamin.
Keuntungan menggunakan switch
Performance : Karena sistem tertentu yang
melekat pada switch hanya melihat informasi secara eksplisit ditujukan kepada
NIC, ada sedikit overhead waktu yang dihabiskan membuang paket yang tidak perlu
membaca setiap NIC mendapatkan paket sendiri dikirimkan ke switch secara
independen satu sama lain terikat dengan NIC beralih. Hemat kabel, karena kabel
straight atau cross yang sudah ada dapat digunakan di switch
Kekurangan menggunakan switch
– Harga
sedikit lebih mahal daripada HUB dikarenakan switch adalah perkembangan dari
HUB
– HUB hanya memiliki satu collision control untuk semua port yang memungkinkan
dapat terjadinya bentrok/tabrakan data karena transmisi data hanya dikontrol
oleh satu collision
– Hanya
dapat menggunakan kabel straight, jadi bila ingin menggunakan kabel cross yang
sudah ada harus diubah menjadi kable straight terlebih dahulu.
3. Kenapa Switch Lebih Baik?
Di dalam hub tidak ada proses apa-apa dalam menangani
traffic jaringan. Hub hanya mengulang sinyal yang masuk ke seluruh port yang
ada pada hub tersebut. Ini akan sangat berbeda dengan switch, di dalam switch
setiap port berfungsi juga sebagai suatu bridge. Jika suatu port terhubung
dengan suatu device maka secara prinsipal setiap device akan bersifat
independen terhadap device lainnya.
Perbedaan lainnya lagi adalah bahwa 10/100 ethernet
hub hanya bekerja secara half-duplex, ini artinya adalah sebuah device hanya
dapat mengirim atau menerima data pada suatu waktu tertentu. Switch mampu
bekerja secara full-duplex yang artinya mampu menerima dan mengirimkan data
pada saat yang bersamaan.
Sebagai contoh misalnya ada suatu switch yang pada
port-nya terpasang beberapa device berikut ini:
–
Komputer 1
–
Komputer 2
–
Komputer 3
–
Printer
–
File Server
–
Uplink ke internet
Perbedaan lainnya lagi adalah bahwa 10/100 ethernet
hub hanya bekerja secara half-duplex, ini artinya adalah sebuah device hanya
dapat mengirim atau menerima data pada suatu waktu tertentu. Switch mampu
bekerja secara full-duplex yang artinya mampu menerima dan mengirimkan data
pada saat yang bersamaan.
Pada kasus ini, Komputer 1 dapat melakukan proses
print (cetak) dokumen, sementara itu Komputer 2 bisa mengakses file server, dan
sementara itu pula Komputer 3 dapat melakukan akses ke Internet. Ini semua bisa
dilakukan karena switch dapat secara pintar melakukan forward traffic paket
data khusus hanya kepada device-device yang terlibat saja. Ini juga yang
disebut dengan hubungan antar device yang simultan dan bersifat independen.
Jadi kesimpulannya di dalam switch terdapat suatu
mekanisme filtering dan forwarding terhadap traffic jaringan yang melewatinya.
Switch Bekerja pada lapisan data link ( Baca posting mengenai OSI Layer )
tetapi memiliki keunggulan di mana masing-masing port memiliki domain collision
sendiri ( Port memiliki jalur data sendiri-sendiri ) Switch juga menganut
sistem mac address learning dimana dia akan memiliki tabel pernerjemah pusat
yang memiliki daftar penerjemah untuk semua port. Switch juga dapat membuat VPN
antara port pengirim dan penerima. Switch ini menggunakan transmisi full duplex
dimana memiliki jalur antara receive dan transmit data secara terpisah.
Dalam mengolah data switch dapat digolongkan dalam
tiga jenis :
- Store and Forward – switch akan meneruskan frame
setelah data di terima secara lengkap.
- Cut-Through Switch Meneruskan Frame tanpa
menunggu penerimaan frame secara lengkap.
- Fragment Free ( Hybrid ) merupakan kompromi dari kedua jenis switch diatas. Switch Juga diperkuat oleh teknologi VLAN ( Virtual LAN ) dimana dia mampu Mensegmentasi jaringan LAN secara logika tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Switch juga dapat berfungsi sebagai Spanning Tree protokol yang bersifat redundant jika dia menilai suatu jalur itu sibuk maka dia ( switch ) akan memilih jalur lain yang tidak sibuk.
4. Model
ISO
Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural
jaringan yang dikembangkan oleh badan International
Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan
model "Model tujuh lapis OSI"
(OSI seven layer model).
Sumber
:
nesabamedia.com
www.it-artikel.com
Post A Comment:
0 comments so far,add yours